Dulu aku pernah punya mimpi besar. Dulu aku
pernah punya cita-cita dan harapan. Dulu, dulu sekali. Rasanya kata ‘dulu’ itu
sudah terlampau lama, atau memang kenyataannya sudah lama sekali? Aku tidak
tahu, rasanya seperti baru kemarin.
Akankah kamu ingat pada setiap detail
bagaimana aku memberikan kasih sayang dan cinta yang begitu besar? Masihkah kau peduli bagaimana aku yang masih
setia tertatih menunggu dalam pengabaianmu? Berhari-hari, berbulan-bulan,
bahkan sampai kedetik ini, aku masih tidak mengerti mengapa kita harus
berpisah. Sampai saat ini, aku masih tidak mengerti mengapa kau mengabaikan
aku. Dan jika bahkan aku boleh jujur, aku masih belum paham arti kepergianmu
dulu. Dulu, kau sesuka hatimu datang dan pergi dalam kehidupanku. Kau anggap
apa aku sebenarnya?
Kamu, dulu adalah harapan terbesar yang
ingin sekali kuraih. Kamu, dulu adalah seseorang yang sering aku banggakan pada
orang lain. Kamu, dulu adalah untaian kata yang selalu menghias sebagian besar
catatan harianku. Kamu, dulu adalah matahari yang tak pernah padam walau hujan
menghalangi. Kamu, dulu adalah alasan mengapa aku bisa tertawa. Kamu, dulu
adalah…. Ah, lupakanlah, mungkin kau lupa.
Genggaman yang terasa nyata kini hanya
tinggal seonggok hati tanpa perasaan, layaknya berlian tanpa harga. Tidak memiliki
arti. Begitu besar aku mengerti duniamu. Begitu sakit aku mencoba memahami
semua hal yang tak bisa kuterima. Aku mencoba menyukai hal yang kau suka, meski
pada kenyataannya aku membencinya. Aku selalu berusaha mengerti dan memahamimu.
Namun pada kenyataannya kamu memang tidak pernah memperjuangkanku. Kamu tidak
berusaha lebih lagi untuk mempertahankan aku. Mempertahankan kita.
Mimpi yang pernah kita bangun sama-sama. Harap
demi harap yang pernah kita gantung bersama. Kini hanyalah debu yang bebas
berterbangan di langit. Tak satupun peduli, terutama kamu. Lalu untuk apa lagi
aku masih mengingat masa lalu ini? Tolong jelaskan padaku, mengapa dulu kau
pergi? Mengapa kamu meninggalkan aku sendirian dalam pengabaianmu? Kau pergi
sesuka hatimu tanpa pamit. Jadi apa gunanya aku selama ini menahan sakit
karenamu? Aku wanita, tolong pikirkan itu baik-baik. Mungkin setelah kau
bercerita semuanya aku tidak akan pernah penasaran lagi :’)
duhhhh --" ini ceritanya ada seorang gadis yang masih penasaran dengan apa yang membuat sosok itu pergi dan tanpa alasan meninggalkan gadis itu
BalasHapuszzzz -_- siapa pun itu cowoknya punya alasan kenapa dia pergi tapi cwok itu juga gak tau kenapa alasan itu yang buat dia pergi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus