Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs
Bukan sesuatu yang istimewa, hanya rangkaian kata sederhana
Kamis, 27 Maret 2014

Untukmu, Lelaki Pembohong (Otanjoubi Omedetou..)



Selamat datang senja..

Kini kau tengah beralih menjadi malam. Aku selalu menyukai dan menantikan kehadiranmu. Masa dimana aku bisa bernafas tanpa sesak, aku bisa tertawa tanpa beban. Kutuangkan segala kegelisahan disini, diatas atap rumah sambil menikmati senja berpulang.

Hari ini tanggal 27 Maret 2014, tidak terasa waktu sangat cepat bergulir. Ini adalah hari pertama aku melaksanakan pra-UN. Ah, tinggal menghitung hari menuju UN ternyata. Tidak terasa. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk mengurusi masa depanku hingga lupa dengan duniaku sendiri, menulis dan berbagi. Dan akupun lupa sesuatu, lupa hari jadi kelahiranmu yang ke-18 tahun.

Hai, pria yang kini menjadi angan. Entah kenapa, aku tidak ingin lagi memanggilmu dengan sebutan ‘pangeran malam’. Entah karena aku sudah memiliki seseorang yang lain dihatiku atau aku yang terlanjur sakit karena kebohonganmu yang keempat kalinya. Aku benci kau bohongi (lagi). Ah, sudahlah tak perlu kuingat lagi tentang arti besar kebohonganmu itu.

Ah, ternyata masih kamu. Masih kamu yang melukai hatiku. Nyatanya kehadiran DIA belum cukup menyembuhkan luka yang amat dalam kau gali. DIA yang pernah menyuruhku untuk bersamamu. Ah, sakit. Ternyata sakitnya masih sama, bahkan terasa semakin dalam.


Hai, lelaki pembohong..

Selamat Ulang Tahun yang ke-18, semoga diumurmu yang sudah bertambah ini kau semakin dewasa, kuliahmu lancar, semakin diperdalam agamanya dan semoga…. Kau berbahagia dengan kekasihmu, kini. Semoga tidak ada aku-aku yang lain yang akan kau bohongi lagi. Cukup hanya aku yang kau bohongi, wanita bodoh yang kini menulis tulisan ini.

Harusnya ucapan itu kuberikan kemarin, tapi nyatanya aku lupa. Lupa untuk sekedar mengingat namamu. Mungkin saja aku bosan dan terlanjur sakit karena kebohonganmu. Mengapa kau masih saja suka membohongiku? Ah, aku yang terlalu bodoh. Sudahlah tak perlu kita ungkit lagi. Maksudku, aku tak akan mengungkitnya lagi.

Aku sudah berjanji pada seseorang, aku tak akan membuang air mataku dengan sia-sia hanya karena pembohong sepertimu. Sudah 3 tahun berlalu, tetapi lukanya masih sangat dalam, malah terlanjur mendarahdaging. Entahlah, aku tak ingin membahasnya lagi.

Jika kau baca ini, tolong do’akan pula yang terbaik untukku. Aku tak meminta apapun darimu selain kebaikan hatimu untuk mendo’akanku juga. Setelah lulus UN nanti, aku janji aku akan pergi ke Bandung dan akan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama. Demi Yang Memiliki Kuasa, aku telah ikhlas memaafkanmu (lagi) untuk kesekian kalinya. Selalu ada maaf dan maklum untukmu, wahai lelaki pembohong.

Aku ikhlas, semoga..

Sudah ya, ternyata waktu sudah mau magrib. Aku harus bergegas menghadap kiblat. Sampai jumpa.

0 komentar:

Posting Komentar