-Aku Dan Dia Dalam Satu Kesatuan Yang
Pasti-
Pagi
yang cerah menghantarkanku pada situasi yang begitu menyenangkan. Aku tak
pernah menyangka akan memasuki dunia baru ini, dunia yang sebelumnya tak pernah
kuprediksikan. Aku melihatmu diujung sana, memainkan bolpoint. Wajahmu begitu
menyenangkan. Ada rasa yang diam-diam kupendam untukmu.
Menjadi
seorang pengagum rahasia memang bukanlah alternatif terbaik untuk memendam
sebuah rasa, apalagi perasaan cinta. Namun aku hanyalah wanita lemah yang malu
untuk mengungkapkan perasaan. Bukankah
itu adalah perbuatan yang bodoh? Iya, aku menyadari bahwa aku memanglah sangat
bodoh memendam perasaan ini sendirian. Tapi apalah dayaku? Aku adalah seorang
wanita yang masih memegang prinsip kolot bahwa seorang wanita itu hanya
menunggu untuk dinyatakan perasaannya oleh pria. Padahal jaman sudah berubah,
bahkan tak jarang sekali kaum wanita menyatakan perasaannya pada laki-laki,
tapi aku bukanlah diantara mereka. Mereka yang dengan berani mengungkapkan
perasaannya.
Waktu
itu, dua tahun yang lalu....
Aku
melihatmu diujung sana berdiri didepanku. Menjalani masa-masa MOS memang begitu
melelahkan. Hingga hari MOS akan berakhir aku tak begitu bersemangat. Yang
kupikirkan hanyalah kapan masa-masa neraka ini segera berlalu. Hingga pada
akhirnya masa-masa MOS diakhiri dengan acara menginap di sekolah atau biasa
sering kita sebut P2SB dengan masing-masing ekstrakulikuler yang diminati
setiap siswa baru.
Sepanjang
malam itu ada acara malam berkumpul di lapangan, mempersembahkan setiap aksi
dari masing-masing ekstrakulikuler kemudian kembali ke kelas untuk beristirahat
untuk melanjutkan kegiatan berikutnya. Kegiatan jerit malam yang dilakukan
tengah malam itu, membuatku sedikit terkekeh ketakutan. Pada dasarnya aku takut
kegelapan dan bisa dibilang aku selalu merasa ketakutan pada hal-hal yang berkaitan
dengan hal ghaib. Disitulah, awal mula aku melabuhkan pandanganku pada sosokmu
yang akhirnya kujadikan kau sebagai objek seseorang yang kukagumi.
Untuk
menempuh kegiatan ini masing-masing ekstrakulikuler dipecah belah. Membuatku
merasa canggung, pada hakikatnya aku benci bertemu orang baru kemudian
berbasa-basi untuk membuat percakapan begitu terdengar garing. Namun inilah
jalan yang harus kutempuh.
Malam itu
berjalan begitu saja, tanpa ada hambatan juga tanpa rintangan. Aku merasa aman
berada dalam pengawasanmu. Kau berada di depan, aku ada pada barisan ketiga di belakangmu.
Diantara kelempok kita, hanya kau yang paling berani. Oh sungguh, hal itu
membuat aku mencoba untuk mengagumimu.
***
Masa
Orientasi benar-benar berakhir. Kita sama-sama memulai dunia baru kita di SMA
ini. Aku mulai mencari tahu, kamu berada dimana, di kelas bilingual kah? atau di
kelas reguler? Oh sungguh, aku begitu sulit menemukanmu diantara ribuan anak
yang ada di SMA ini. Bodohnya lagi, aku tidak tahu siapa namamu.
Sekian minggu
berlalu tanpa aku pernah tahu siapa namamu. Sampai akhirnya, seseorang lewat di
depan kelasku. Potongan badannya, cara berjalannya, semuanya begitu mirip,
hanya tatanan rambut yang sedikit berubah. Baru aku sadar seseorang itu adalah
kamu. Aku tersenyum tipis, “aku berhasil menemukanmu,” ucapku dalam hati.
Hari-hariku
begitu menyenangkan, aku begitu memujamu. Aku mengetahui siapa namamu dan
dimana kelasmu. Hingga pada akhirnya, aku tahu sesuatu, bahwa kau tidak lagi
sendiri. Kau telah memiliki kekasih. Betapa aku merasa kecewa, bahwa aku telah
salah mengambil langkah untuk mengagumimu. Aku berjuang melupakan perasaan ini.
Untuk berhasil
melupakan semua itu, aku bertemu beberapa lelaki. Pada akhirnya aku berhasil
melupakanmu. Hingga detik ini, aku masih tak percaya bahwa aku satu kelas
denganmu, di kelas XI IPA 1. Kau berada diujung sana, selalu pada gaya yang
sama –masih memainkan bolpoint- tapi yang harus aku sadari, kau masih dimiliki
dia.
Aku masih
mencoba melupakan semuanya, juga perasaan ini yang tak kunjung reda. Tapi Tuhan
mungkin tidak pernah membiarkan umatnya dalam kesendirian. Aku dan kamu,
dipertemukan dalam berbagai kegiatan. Padahal awalnya aku tidak berniat untuk
mendekatimu. Dan Tuhan selalu mempunyai rencana untuk mendekatkan kita.
Entah bagaimana
aku harus menjelaskannya, perasaan ini datang tiba-tiba, kepadaku juga
kepadanya, meski harus menyakiti dia. Aku tak pernah bermaksud untuk menyakiti
siapapun, tapi siapa yang bisa melawan takdir?
Aku pun
tak kuasa melawannya sendirian. Kau harus tahu, bahwa kalau boleh memilih aku
hanya ingin mencintai seseorang tanpa pernah terlibat masalah dengan siapapun. Lagi-lagi
Tuhan selalu menginginkannya, Dia memberikan ujian dan masalah ini untuk
menjadikanku dewasa.
Maaf, mungkin beberapa bulan yang lalu aku pernah
menyakiti hati seseorang karena masalah ini. Sungguh, ini bukan keinginanku. Aku
hanya mengikuti arus arah yang memang harus aku hadapi. Dan perlu kalian tahu,
bahwa aku tidak pernah peduli akan dibenci siapapun. Karena Tuhan pasti selalu
mengiringi langkahku.
Aku bahagia kini memilikimu. Sekarang, aku dan kamu
berada dalam satu kesatuan yang pasti. Aku bahagia, sangat-sangat bahagia..
woy hahahaha,, whose told in thats story? haha cie ungkapan hati waks lol XD
BalasHapusdhesdr.blogspot.com
whahaha XD siapa yaaa? ada deh :p kau pasti paham, siapa yang kumaksud wkwk
BalasHapus