Semalam
adalah malam minggu kesekian yang kulewati seorang diri. Tanpa perhatian dari siapapun.
Tanpa sapaan mesra dari siapapun. Kulewati
senja berpulang seorang diri. Waktu terus bergerak dan aku masih enggan untuk
beranjak dari tempat ternyamanku—atap rumah kesayanganku.
Tiba-tiba engkau datang lagi. Seolah membirukan
langitku yang kelabu. Meronakan senjaku yang pucat. Menyulutkan rindu yang
selama ini sengaja kutahan. Aku bersyukur dalam hati. Bisakah kau terus seperti
ini tanpa pernah mengabaikanku lagi, Gema?
Sudah
kubulatkan tekad dalam hati jika aku tak akan berpaling darimu lagi. Tapi baru beberapa
bulan semenjak kedekatan kita, kau malah membiarkanku melewati hari seorang
diri. Dimana letak perhatianmu, Gema?
Engkau
datang lagi, memberikan kenyamanan, membangkitkan lagi harapanku yang mulai
memudar. Kau datang menawarkan kehangatan seperti dulu. Kau berjanji akan
menghubungiku, aku menunggu…
Semalaman
suntuk aku memandangi langit yang ramai oleh tumpukan bintang. Berkelip menemani
kesendirianku yang sedang menunggu kabarmu. Berbanding lurus dengan waktu yang
terus berputar, namun aku mulai ragu. Tak ada tanda-tanda kabarmu akan datang.
Aku
masih saja berfikiran positif terhadapmu. Mungkin saja kau sedang bersama
keluargamu dan kau tak ingin ada yang mengganggu quality time bersama keluarga yang jarang bisa kau rasakan. Aku mengerti.
Hingga jarum jam menunjukkan ke angka 12, aku masih saja berfikiran positif dan
menunggumu.
Aku
masih setia memandangi langit. Dan untuk pertama kalinya aku merasa aku telah
lama menunggu. Bintang dan bulan dihamparan langit mulai menutup diri. Seolah menyadarkanku
jika aku harus melihat waktu. Dan ternyata waktu telah berganti hari. Aku masuk
kedalam kamar dan mulai merengkuh tangis. Ternyata kau membohongiku—lagi.
Tak
bosankah kamu terus-menerus membohongiku, Gema? Apa yang ada dipikiranmu saat
menghadapiku? Aku sadar aku bodoh. Aku mungkin terlalu baik selalu memberikan
maaf dan kesempatan kepada kamu yang memainkan perasaanku. Tapi cobalah kau pahami,
aku bukanlah tempat persinggahanmu ketika kamu butuh seseorang untuk kau
permainkan. Aku mohon, jangan kecewakan aku. Jangan kecewakan aku lagi.
0 komentar:
Posting Komentar