Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs
Bukan sesuatu yang istimewa, hanya rangkaian kata sederhana
Sabtu, 03 Mei 2014

Dissapointed



Semalam adalah malam minggu kesekian yang kulewati seorang diri. Tanpa perhatian dari siapapun. Tanpa sapaan mesra dari siapapun.  Kulewati senja berpulang seorang diri. Waktu terus bergerak dan aku masih enggan untuk beranjak dari tempat ternyamanku—atap rumah kesayanganku.


Tiba-tiba  engkau datang lagi. Seolah membirukan langitku yang kelabu. Meronakan senjaku yang pucat. Menyulutkan rindu yang selama ini sengaja kutahan. Aku bersyukur dalam hati. Bisakah kau terus seperti ini tanpa pernah mengabaikanku lagi, Gema?

Sudah kubulatkan tekad dalam hati jika aku tak akan berpaling darimu lagi. Tapi baru beberapa bulan semenjak kedekatan kita, kau malah membiarkanku melewati hari seorang diri. Dimana letak perhatianmu, Gema?

Engkau datang lagi, memberikan kenyamanan, membangkitkan lagi harapanku yang mulai memudar. Kau datang menawarkan kehangatan seperti dulu. Kau berjanji akan menghubungiku, aku menunggu…

Semalaman suntuk aku memandangi langit yang ramai oleh tumpukan bintang. Berkelip menemani kesendirianku yang sedang menunggu kabarmu. Berbanding lurus dengan waktu yang terus berputar, namun aku mulai ragu. Tak ada tanda-tanda kabarmu akan datang.

Aku masih saja berfikiran positif terhadapmu. Mungkin saja kau sedang bersama keluargamu dan kau tak ingin ada yang mengganggu quality time bersama keluarga yang jarang bisa kau rasakan. Aku mengerti. Hingga jarum jam menunjukkan ke angka 12, aku masih saja berfikiran positif dan menunggumu.

Aku masih setia memandangi langit. Dan untuk pertama kalinya aku merasa aku telah lama menunggu. Bintang dan bulan dihamparan langit mulai menutup diri. Seolah menyadarkanku jika aku harus melihat waktu. Dan ternyata waktu telah berganti hari. Aku masuk kedalam kamar dan mulai merengkuh tangis. Ternyata kau membohongiku—lagi.

Tak bosankah kamu terus-menerus membohongiku, Gema? Apa yang ada dipikiranmu saat menghadapiku? Aku sadar aku bodoh. Aku mungkin terlalu baik selalu memberikan maaf dan kesempatan kepada kamu yang memainkan perasaanku. Tapi cobalah kau pahami, aku bukanlah tempat persinggahanmu ketika kamu butuh seseorang untuk kau permainkan. Aku mohon, jangan kecewakan aku. Jangan kecewakan aku lagi.

0 komentar:

Posting Komentar