Aku
baru saja memulai pagi. Menghirup oksigen pertama setelah kurang lebih aku
beristirahat hanya 2 jam. Aku ingin bisa beristirahat lebih lama lagi, tapi
rasanya sangat sulit. Entah mengapa, setiap malam selalu ada yang mengganggu
pikiranku. Membuat aku merasa cemas dan tak nyaman. Aku hanya punya satu alasan
mengapa sampai hari ini aku masih sulit terpejam. Alasannya adalah kamu. Iya,
kamu.
Kamu,
seseorang yang sudah lama mengindahkan duniaku. Aku ingin melupakan rasa sakit
semalam yang kau torehkan kepadaku. Meski jujur, ucapanmu begitu menyayat
hatiku. Aku ingin menghilang dari apa yang sudah kita jalani. Rasanya seperti
dilempar ke tempat pengasingan begitu saja. Aku tidak pernah mengerti inginmu. Jua
tentang perasaanmu kini padaku. Aku seperti air, terombang-ambing dalam
perasaan ini. Adakah aku kini dihatimu?
Aku
menghirup nafas panjang-panjang. Kupikir aku bisa mendapatkan alasan atas
segala pertanyaanku, ternyata tidak. Yang kutemui hanya isakan tangis yang kutahan
diam-diam. Hingga akhirnya memecah begitu saja dalam ruang kamar yang sempit
ini. Tidak ada sesiapa yang mengerti, hanya boneka-boneka yang memandangku
dengan bisu.
Hai
kamu, aku tidak pernah mengerti mengapa sikapmu begitu berubah menjadi dingin. Padahal
dulu kau tidak pernah bersikap seperti itu padaku. Kamu, yang biasanya
mencegahku untuk melakukan hal-hal bodoh. Kini kau membiarkan aku melakukan
segala hal yang aku inginkan. Kau, yang biasanya selalu mengingatkanku untuk
makan, shalat, dan segalanya. Kini hanya tinggal sisa untaian kata dalam
deretan pesan singkatmu yang sudah lalu.
Aku
pikir setelah aku membuka mataku pagi ini, aka ada deretan pesan singkat darimu
yang mengkhawatirkan keadaanku. Tapi ternyata, itu hanyalah imajinasiku belaka.
Aku yang menginginkan hal itu, tapi tidak pernah bisa menjadi kenyataan. Bagaimana
mungkin kau ingat padaku. Masihkah ada aku dihatimu?
0 komentar:
Posting Komentar