Aku tidak tahu harus merangkai kata seperti apa untuk membuatmu
mengerti tentang aku. Jua tentang harap demi harap yang kumuat dalam ruang
gelap mata. Aku hanya ingin kau mengetahui, bahwa apa yang kita lalui bukan
hanya sekedar pertemuan.
Aku mengagumimu sejak dulu. Aku memujamu. Namun rasanya, kini aku
telah kehilangan kata-kata. Menyatakan perasaan yang kupunya bukanlah sesuatu
yang mudah. Kau selalu meracuni setiap pikiranku hanya untuk tetap mengingat
namamu. Salahkah aku bila kau selalu mengisi ruang kosong dalam diri ini?
Ada setitik cinta yang kumiliki untukmu. Asa yang hingga detik ini tak
pernah kau hiraukan. Aku berusaha menuruti semua kemauanmu. Aku selalu
membuntutimu dari jarak yang tak kau ketahui. Ruang kamarku selalu terpenuhi
dengan sesuatu yang kau sukai. Dan hingga detik ini kau selalu mampu menjadi
nafas. Apakah aku yang salah jika kau selalu kunomorsatukan?
Ada gejolak yang tak bisa kupahami, juga tak dapat kau salami. Ini
cinta, tahukah kau?
Andai dulu, kau berusaha mengerti. Aku tidak akan semenderita ini.
Tertatih melihatmu bersama dengan perempuan lain. Mencoba memasang senyum yang
kubuat-buat, walau sebenarnya dalam hati aku ingin menangis. Lalu siapa yang
salah? Aku?
Angan yang datang padaku bukan hanya menyakiti aku. Tapi juga jiwa
yang tersayat pelan-pelan. Kau memilih perempuan itu, dan dengan mudahnya kau
hempaskan aku. Tapi tiba-tiba kau datang lagi, meminta kasih sayang yang pernah
kuberi padamu. Untuk apa? Apa masih kurang cukup kasih sayang yang telah
diberikan perempuan itu?
Aku hanya ingin kau tahu, aku mencintaimu. Walau bukan aku yang kau
pilih sebagai pendampingmu kini. Selalu ada cinta yang tak pernah lelah
menantimu, dan cinta itu adalah aku.
0 komentar:
Posting Komentar