Semalam, kucoba penjamkan kedua
mata ini namun tidak bisa. Rasanya seperti ingin menguliti mimpi. Aku
ingin sekali terlelap barang sejenak saja. Melupakan segalanya termasuk
tentangmu, Gema.
Sabtu, 08 November 2014
Rabu, 30 Juli 2014
Stranger Man
Dahulu aku mengenalmu. Dahulu aku
dan kamu sering menciptakan tawa bersama. Dahulu kita pernah beriringan
menapaki sebuah jalan bersama-sama. Dahulu kita memiliki tujuan yang sama.
Betapa aku sangat bahagia saat kau menemaniku melewati bintang demi bintang
setiap malamnya.
Aku tak ingin segalanya cepat
berlalu. Namun waktu itu, aku tak sempat menghalau egoku. Seandainya dulu aku
tak menuruti kebodohanku, mungkin saja kita masih menjadi orang yang sama. Aku
kehilangan kamu. Genggamanmu lepas begitu saja ketika aku menahannya terlalu
erat. Sayangnya, kesempatan tak pernah mengizinkanku untuk memulai segalanya
lagi denganmu.
Kamis, 24 Juli 2014
Hopeless
Aku menulis ini karena sudah terlalu lelah untuk
berbicara. Bukan mulutku bisu, hanya saja lidahku rasanya kelu. Semua hal yang
kutulis hanya memiliki satu tema. Kamu. Rasanya tak pernah habis untuk menulis
tentangmu. Rasanya sulit untuk tidak mengungkapkan sesuatu kepadamu walau hanya
lewat sebuah tulisan.
Banyak hal yang ingin kuceritakan tentang kamu. Banyak hal yang ingin
kutanyakan padamu. Banyak hal yang ingin kuberitahu kepadamu. Tapi mengapa kau
cepat sekali berlalu kemudian berlari? Bahkan langkahku pun tak mampu
menyaingimu. Langkahmu terlalu besar dan pasti, sedangan aku hanya memiliki
langkah kecil juga rapuh. Lalu bagaimana mungkin aku bisa menyeimbangkan
setapak jalan yang kau lalui?
Kau menginginkan tempat tertinggi didunia, tapi aku hanya menginginkan
kamu disekitar duniaku. Bukankah sudah jelas kalau kita memiliki visi yang
berbeda dalam memandang hidup? Lalu untuk apa lagi kita mencoba bertahan dalam
sakit yang jelas-jelas tak akan terobati?
Jika kau terlalu lelah dalam mengejar tempat tertinggi didunia, maka
berhentilah. Kemudian menyerahlah. Aku akan tetap berada dibelakangmu. Meski
bukan aku yang kau inginkan. Walau bukan aku satu-satunya orang yang kau
butuhkan. Tapi aku akan menjadi seseorang yang baik untukmu bersandar. Maka
datanglah, kapanpun kau sempat.
Jangan terlalu lama membuatku menunggu. Jangan terlalu lama mengulur
hatiku. Karena jika kau telat satu menit saja maka kamu akan kehilangan
segalanya, termasuk aku. Aku bukan seseorang yang baik dalam menunggu, tapi aku
juga bukan seseorang yang baik dalam melupakan. Jadi kumohon, jangan pernah
membuatku menderita lagi.
Selasa, 22 Juli 2014
Setelah Sekian Lama Perkenalan Kita
Malam ini tiba-tiba saja aku
mengingat namamu lagi. Kau yang waktu itu mengobati perasaanku ketika aku
terluka. Kau yang selalu hadir tepat waktu ketika aku membutuhkan seseorang. Anggap
saja rasa cintaku terhadapmu dari dulu tak pernah berubah. Setiap kau datang
aku selalu bersukacita menyambutmu. Kau menyambutnya dengan perasaan hangat.
Kau menawarkan kembali cinta yang pernah meredup. Aku terseyum, lalu membuka
hatiku lebar-lebar untuk kau jelajahi.
Kamis, 10 Juli 2014
Leave (Teruntukmu, Gema...)
Padahal aku memiliki kesempatan
untuk meninggalkanmu. Aku memiliki kesempatan untuk pergi dari apapun
tentangmu. Dan aku sangat memiliki kesempatan untuk kehilangan kamu. Bukankah itu
yang aku inginkan? Bukankah ini yang aku mau? Mengapa rasanya sangat berat dan
hampa.
Kita memang tidak memiliki
hubungan yang serius. Kita pun tak memiliki tingkat komunikasi yang intens. Tapi
aku masih saja berharap kau akan melirikku walau itu hanya ilusi semata. Fatamorgaku
selalu meliar setiap kali berhubungan denganmu.
Sabtu, 03 Mei 2014
Dissapointed
Semalam
adalah malam minggu kesekian yang kulewati seorang diri. Tanpa perhatian dari siapapun.
Tanpa sapaan mesra dari siapapun. Kulewati
senja berpulang seorang diri. Waktu terus bergerak dan aku masih enggan untuk
beranjak dari tempat ternyamanku—atap rumah kesayanganku.
Kamis, 03 April 2014
Sebab Aku Nyaman Didekatmu
Ada yang mengalihkan perhatianku ketika aku selalu tertumpu pada satu arah. Kamu. Sosok pria yang tak pernah ada dalam bayanganku bahkan dalam list pria idamanku. Kita selalu bersama tapi sayangnya masing-masing dari kita tidak pernah merasa saling peduli satu sama lain. Hingga saat itu tiba—beberapa bulan yang lalu, dimana aku dan kamu selalu disatukan dalam ruang dan lingkup yang sama. Entah kebetulan atau memang takdir.
Ada hal tentang dirimu
yang mengubah segala presepsiku tentang kamu. Kupikir dulu kau ‘aneh’ tapi
seiring dengan kedekatan yang semakin nyata ini aku sadar bahwa aku harus
mengakui bahwa kamu ‘berbeda’ atau bahkan ‘istimewa’. Bukan, bukan sekedar
isapan jempol atau pengungkapan imajiner semata. Tapi pada faktanya kau memang ‘berbeda’
dari kebanyakan pria. Satu hal yang mendasari segala argumenku, sebab aku nyaman didekatmu.
Kamis, 27 Maret 2014
Untukmu, Lelaki Pembohong (Otanjoubi Omedetou..)
Selamat datang senja..
Kini kau tengah beralih
menjadi malam. Aku selalu menyukai dan menantikan kehadiranmu. Masa dimana aku
bisa bernafas tanpa sesak, aku bisa tertawa tanpa beban. Kutuangkan segala
kegelisahan disini, diatas atap rumah sambil menikmati senja berpulang.
Hari ini tanggal 27
Maret 2014, tidak terasa waktu sangat cepat bergulir. Ini adalah hari pertama
aku melaksanakan pra-UN. Ah, tinggal menghitung hari menuju UN ternyata. Tidak terasa.
Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk mengurusi masa depanku hingga lupa dengan
duniaku sendiri, menulis dan berbagi. Dan akupun lupa sesuatu, lupa hari jadi
kelahiranmu yang ke-18 tahun.
Jumat, 14 Februari 2014
Ilusi—Aku Rindu Kamu, Gema
Aku
sedang berada didalam kelas. Seperti biasa, kelas 3 memang membuatku bosan.
Yang kulakukan hanya mengerjakan tugas, mengerjakan tugas dan mengerjakan
tugas. Sibuk berkutik dengan tumpukan buku, pulpen, kalkulator dan alat tulis
lainnya.
Hari
ini tanggal 14 Februari 2014, hari dimana sebagian orang merayakan hari valentine tapi tidak untukku. Karena aku
seorang muslim, dan tentu saja itu dilarang oleh agamaku. Banyak kontroversi
sebenarnya, tapi semua itu kembali lagi pada kepercayaan masing-masing. Dan aku
adalah salah satu orang yang bersikap apatis pada hari valentine.
“Dhe,
fisika udah selesai?” tanya teman sebangkuku, Mustika.
“Belum,
Mus, rada ribet nih rumusnya,” jawabku sambil menggaruk kepala yang tidak
gatal.
“Yaudah
coba diotak-atik aja dulu rumusnya,” saran Mustika. “Nanti gue yang ngerjain
biologi,” lanjutnya.
“Oke
deh,” kataku meng-iya-kan.
Aku
mulai melancarkan aksiku—mengotak-atik rumus. Aku memang menyukai pelajaran
fisika sejak dibangku smp. Kelihatannya memang rumit, namun apa mau dikata aku
sudah jatuh cinta terlebih dahulu pada pelajaran fisika.
Kulihat
Mustika tengah sibuk membolak-balik halaman untuk mengerjakan tugas biologi.
Aku dan Mustika memang senang membagi tugas. Selain cepat selesai mengerjakan tugas,
disisi lain aku tidak perlu berpikir lebih keras lagi untuk mengerjakan
biologi.
Aku
memandang jendela kelas yang tertutup rapat. Pikiranku tiba-tiba melambung
tinggi, jauh dibatas kenyataan. Aku berpikir tentang sesuatu yang sering
disebut dengan cinta. Hari kasih sayang, apakah untuk sebuah kasih sayang dan
cinta itu perlu diperingati dalam satu hari penuh? Kurasa tidak. Bahkan cinta
dan kasih sayang itu hadir setiap hari, setiap detik dan setiap saat.
“Untuk apa aku berfikir tentang
hari valentine? Toh aku tidak pernah merayakannya dan lagipula aku juga tidak
memiliki kekasih,” pikirku.
Jumat, 07 Februari 2014
Ajari Aku Melupakan
Ada yang pernah mengatakan padaku
‘apa yang kamu lihat sekarang, suatu saat akan berubah tidak sesuai dengan apa
yang kamu lihat sekarang’ dan mungkin aku kini mempercayainya.
Ajari aku melupakan..
Wahai bintang diujung sana, kamu
telah merebut senjaku kembali. Bagaimana mungkin dengan mudah kau merebutnya? Padahal
selama ini aku sudah bersusah payah untuk mempertahankannya. Mempertahankan
apapun yang kumiliki, termasuk hati.
Kamis, 06 Februari 2014
Pria Pasar Tradisional VI
harus melakukan apa? Aku harus bersikap bagaimana? Aku tidak punya hak untuk
marah padamu. Karena aku sadar, aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanya seorang
gadis yang tak sengaja bertemu denganmu dipersimpangan jalan—ditengah keramaian
pasar—dengan cara yang
sangat menyebalkan.
Hal tersulit dalam hidup ini hanya ada satu—menerima
kenyataan.
Aku hanya mematung beberapa detik. Rasanya semua
aliran darah dalam tubuhku berhenti mendadak. Aku tidak tahu harus melakukan
apa. Aku hanya ingin satu hal, pergi dari tempat ini!
Aku membalikkan badan. Enggan untuk menatap—kemesraan
mereka—terlalu lama. Aku menahan tangis. Kurasakan seluruh tubuhku bergetar
hebat. Aku berjalan tak tentu arah. Mencoba untuk mempercepat langkah dengan
lutut yang mulai terkulai lemas.
Senin, 13 Januari 2014
Pertemuan Kembali
Saat
itu aku tengah memandangi jendela kamar. Langkah kakiku berpijak disana.
Memangku kedua tanganku dibahu jendela. Langit diluar sana mendung. Tiba-tiba
suara handphone-ku berdering, tanda
sms masuk.
————
From :
082xxxxxxxxx
To :
Me
Hai, sombong nih. Masih inget aku?
————
From :
Me
To :
082xxxxxxxxx
Sorry,
who’re you? Aku gak kenal kamu.
————
Langganan:
Postingan (Atom)