Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs
Bukan sesuatu yang istimewa, hanya rangkaian kata sederhana
Kamis, 28 Maret 2013

CINTA ATAU BENCI (?)

Pernah membohongi dan mengingkari diri sendiri? itu wajar saja, karna kita hanya manusia biasa dan tak selalu sempurna,, begitupula dengan aku.
Ini kisahku yang begitu membencinya tetapi diam-diam begitu mencintainya. Ini kisah klasikku seorang wanita yang labil sedang bersajak ditengah pekatnya malam.


Hari itu aku sedang termenung didekat jendela kamarku sambari melihat indahnya pelangi, pelangi itu kembali membuat aku tersadar kalau waktu itu ditempat ini kita memulai cerita. Aku sedang asyik terbuai dalam kenanganku, tiba-tiba handphoneku berdering.. ternyata sms dari sahabatku..
"Lakukan hal yang terbaik untuk diri kalian. Dan jalani keinginan yang ada dihati kalian. Dan bukan berarti keinginan yang tidak kalian ingini itu kebencian. Coba lakukan dan itu bisa menjadi tolak ukur untuk diri kalian. Nikmati hari ini dengan prinsip yang ada dihati :)"
"Lantas bagaimana kalau yang terbesit dihati adalah suatu kebencian? Apa harus kita melakukannya?"
“Ya engga juga.. itu tergantung dari kitanya, karena kebencian berbanding tipis dengan rasa cinta”
“Kebencian yang kita miliki berbanding tipis dengan cinta yang kita  rasa? Berarti kalau kita membenci seseorang kemungkinan kita juga mencintainya?”
“Yaa tergantung persepsi kita ke dia bagaimana. 55% bisa jadi cinta, mungkin..”
“Walau kita begitu membencinya?”
“ga ada yang ga mungkin kan?
*cintailah sesama maka kau akan disenangi banyak orang*
=martin Luther"
"...."

Aku terdiam sejak sahabatku mengatakan hal itu, aku sudah tak ingin berdebat lagi tentang rasa yang kumiliki sekarang ini.
Sebab aku telah jenuh , bahkan terlalu jenuh berpusing untuk mengartikannya, aku tak pernah berfikir serumit itu untuk mengartikan apa yang aku rasa.
"Yaa..aku membencimu !" selalu saja kata itu yang kerap terlintas didalam pikiranku setap kali wajahmu terbayang.
Aku kini tak tahu, apakah aku benar-benar sangat membencimu?
Aku menangis, aku memberontak ketika pikiranku berpusat kepadamu dan berucap pelan dihela nafasku kalau "aku masih sangat mencintaimu"
TIDAAKKK....
Aku tak pernah merasa  aku mencintai dia. dia bukan milikku dan tak akan pernah jadi milikku :'(
Aku begitu jengah pada semua perkataan yang berhubungan dengan kata CINTA, sebab aku tak pernah memiliki cinta yang sesungguhnya aku ingini.

Potret senja selalu mengingatkanku pada kau yang dahulu pernah mengisi sebagian kecil hidupku.
Awalnya memang aku terpaksa berusaha mencintaimu demi mendapatkan maaf dari mantan kekasihku, karena aku pernah menyakiti hatinya. Namun seiring berjalannya waktu, entah sejak kapan tanpa aku sadari rasa ketidakpedulianku terhadapmu berubah menjadi rasa bahagia didalam diriku, seperti ada elemen yang memaksaku untuk tetap bertahan pada cintamu sampai ke titik ini..
Kita biasa bersama menyusuri hari demi hari yang sebelumnya tak pernah kita bayangkan. Saat itu pula, kita sering berfantasi mengukir keindahan demi keindahan yang nantinya akan kita jalani.
Namun....
Semuanya hancur.... Semua tak seperti apa yang selama ini kita impikan. Kau begitu saja memutuskan tali yang sudah susah payah aku bentangkan didalam satu ruang.
"Bodoh, kenapa kau egois ! :'("
Kata-kata itu sempat keluar dari mulutku ketika kau begitu saja memutuskan temali pilu kita secara sepihak.
Sejak saat itu kebencian menyelimuti hatiku. Pengorbananku untuk bisa mencintaimu begitu sia-sia, sebab kau tak pernah bisa menghargai sedikit saja usaha yang aku lakukan. Kau tinggalkan aku yang masih belajar untuk mencintaimu.
Dan kau tahu? Kau berhasil membuat aku benar-benar mencintaimu.. Ingat itu, mencintaimu...
"Kau berhasil, dasar bodoh !" Aku menangis setiap kali mengingat akan hal itu..

Kini, setahun telah berlalu dari kisah kita yang hingga detik ini masih sulit untuk aku aplikasikan, Rasa benci yang menjalar hati semakin kian menjadi. Tetapi seiring dengan kebencianku, ada satu rasa yang semakin menguat dalam hati kecilku.
Rasa apa ini? debaran jantungku semakin cepat dan tak teratur setiap kali mengingat tentangmu. Setiap kali aku bertanya pada beberapa segelintir orang, mereka hanya menjawab "Itu namanya Cinta"

"Ga mungkin, itu ga mungkin ! aku udah mengubur dalam-dalam perasaan itu !" Aku mengelak rasa yang tumbuh secara alamiah ini, aku semakin tertekan, aku tak bisa..
Dan ingin aku berteriak tentang kejujuran yang aku tutupi selama ini kalau aku memang MENCINTAIMU, mungkin... :'(

Perasaanku bergemuruh semakin kencang, entah apa yang terasa. Segalanya terlihat sama. Aku galau memikirkan engkau yang begitu aku benci, aku berusaha menahan.
Ketika asa dalam bara hatiku bergejolak semakin tak menentu dan kehilangan arah, sempat aku berusaha menyayat serpihan kaca dinadi telapak tanganku. Namun seseorang mencegah perbuatan bodohku.Dia.. dia adalah sahabatku...
"Lu boleh mencintainya, tapi bukan berarti lu harus nyakitin diri lu sendiri!"
Terurai air mata dibibir mataku menahan segala pilu yang kusimpan disalah satu sudut ruang hatiku sembari berkata "gue benci sama dia :'(" (menangis dipundak sahabatku).
Entah berapa lama aku menangis, aku pun tak ingat. Yang aku tahu hatiku terasa lebih damai.

Sejenak itu pula aku membeberkan kegelisahan yang selama ini aku rasakan, aku ceritakan semua pada orang yang selalu mengerti keadaanku, sahabatku.
"Boleh gue meminta pendapat lu?"
"Tentu saja, pendapat tentang apa?"
"Masih masalah yang kita bicarakan waktu itu, tentang antara cinta atau benci"
"Oh yang itu, apa lagi yang pengen lu tau?'
"Kalau ternyata orang yang kita benci pernah menjadi bagian hidup kita selama 3 kali dan 3 kali itu pula kita disia-siakan, apakah itu bisa disebut dengan cinta yang lahir atas kebencian?"
"Ya kalau kita masih mencintainya, selama dia menjadi bagian hidup kita dan selama itu pula kita dikecewakan dan disia-siakan, namun kita selalu optimis dan bersabar untuk mencintai orang tersebut dan menunggu untuk dia berubah. Bisa jadi cinta itu akan tumbuh dari kebencian"
"Mungkin memang benar kita mencintainya. Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang, pergi meninggalkan dia dan masa lalu kita atau terus bertahan untuk mengejarnya walau tau bahwa dia telah memiliki orang lain disisinya?"
"Kita bisa pergi meninggalkan dia demi menghilangkan ego kita untuk memilikinya yang sudah dimiliki orang lain. Memang cinta tak selamanya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Cobalah mencintai tanpa harus memiliki, dan percaya cinta kita itu takkan sia-sia"
"......"

Ya, aku sadar aku tak bisa memaksakan kehendakku terhadap orang lain. Dan detik ini kubiarkan segala benci dan cinta dalam hasratku meranggas.
Ya, aku memang sangat membencimu, sebab aku tak bisa memutar kembali masa kita yang telah silam
Ya, aku pun tak bisa memungkiri kalau aku mencintaimu. Dan aku akan terus mencintaimu dengan jarak yang tak akan kau ketahui dan dengan batas yang bisa aku sanggupi.

Maaf, aku harus melukaimu dengan kejujuran hati kecilku ini :')
Aku ikhlas meninggalkanmu dan aku meyakini bahwa cintaku takkan sia-sia, mungkin...

Sampai jumpa, Kekasih Khayalanku :'(

0 komentar:

Posting Komentar