Kali ini apa yang bisa aku tuliskan, maka akan aku tuangkan dalam catatan ini. Mungkin kali ini aku masih menuliskan tentang kesedihan yang kian melandaku, meskipun aku telah berusaha mengganti alur ceritaku. Namun ada saja kesedihan yang sengaja aku selipkan disetiap cerita yang aku buat. Mungkin aku yang terluka karenamu atau bahkan mungkin aku yang masih sangat mencintaimu
Ya,
aku tahu mungkin ini sangat berlebihan untukmu. Tapi inilah kenyataannya, ini
yang aku rasakan.
Kalau
saja aku boleh jujur.. sesungguhnya aku letih menuliskan kisah demi kisah yang
tak pernah ada habisnya ini.
Kalau
saja aku boleh jujur.. aku pun letih menuliskan cerita ini dalam sebentuk bait
puisi-puisi yang tak akan pernah kau baca bahkan kau lirik, sedikitpun.
Namun
hingga detik ini dapatkah kau lihat? Aku masih bertahan tetap berdiri teguh
pada tirakatku untuk terus menuliskan cerita ini.
Aku
tak peduli apa kata orang tentang diriku,sebab aku tak pernah menghiraukan
kata-kata mereka. Aku malah asyik melanjutkan cerita ini disatu ruang.
Kau
tahu? Aku harus memiliki mental baja untuk tetap bisa melanjutkan potongan
episode-episode cerita ini. Padahal kau tahu, aku hanyalah wanita lemah yang
hanya bisa menangis dan menangis setiap kali ada cobaan yang menghampiri.
Mestinya
kau juga sadari, tulisan-tulisan yang tak ada artinya ini bagimu sesungguhnya
kupersembahkan hanya untuk satu namamu seorang.
Andai
saja jemariku bisa bicara.. mungkin ia akan mengeluh kesakitan karena aku
selalu memaksanya untuk menuliskan lanjutan cerita ini.
Andai
saja jemariku bisa bicara.. mungkin ia akan meluapkan amarahnya terhadapku
karena tak pernah sedikitpun mempedulikannya.
Andai
saja jemariku bisa bicara.. mungkin ia akan memberikan kepeduliannya terhadapku
bahkan mungkin juga akan ikut menangis bersamaku.
Andai
saja jemariku bisa bicara.. mungkin ia akan berkata "aku siap
mendampingimu untuk terus melanjutkan kisah ini meski harus menyakiti
aku".
Andai
saja jemariku bisa bicara.. mungkin ia akan memberitahuku kalau yang aku
tuliskan ini hanya akan sia-sia.
Maafkan aku, jemariku yang begitu
ringkih...
Aku
tak bermaksud seditpun untuk membuatmu lelah, marah apalagi menyakitimu, karena
seditpun tak ada niat dihatiku.
Aku
hanya ingin meluapkan isi hati kecilku kepada seseorang yang masih sangat aku
cintai.
Aku
hanya ingin dia tahu tentang apa yang aku rasakan saat ini.
Aku
hanya ingin melepaskan penat yang terus membebaniku dalam ketidaktahuanmu.
Aku
hanya ingin dia sadar, bahwa MASIH ADA AKU DISINI YANG MENANTI CINTANYA KEMBALI !
Maafkan aku, jemariku yang begitu
ringkih...
Karena
aku telah memaksakan egoku hingga kau harus merasakan sakit yang sama denganku.
Dan
mungkin saja benar, tulisan-tulisan ini hanya akan sia-sia, namun aku tak
peduli, sebab masih begitu dalam sakit yang aku rasa.
Maafkan aku, jemariku :')
0 komentar:
Posting Komentar