Dalam segala sesak yang kini ku jalani..
Teruntuk sebuah nama yang menemani sepi. Kumulai
catatan ini dengan pilu. Entah apa yang bisa aku lakukan dalam setiap dentuman
asa yang tak kunjung tiba. Namun dari sinilah aku belajar mengikhlaskan segala
yang ku punya dulu. Disaat kau
membiarkan aku dimiliki oleh sahabatmu sendiri. Namun demi maaf yang ku pinta
darimu, aku ikhlas menjalani hari yang aku tak ketahui esok akan seperti apa.
Aku mencoba
…
…
Aku tak tahu seberapa banyak waktu yang telah ku
habiskan denganmu dulu, membagi setiap keindahan yang sulit terbayarkan oleh
apapun. Sosokmu lah yang selalu
mengajarkanku arti kesederhanaan yang kau miliki. Engkau tak pernah mengeluh
atas lisan orang lain yang sering menyakiti hatimu. Darimu lah aku belajar akan
keikhlasan yang kau jalani.
Maaf bila aku pernah menjadi seseorang diantara orang
lain itu yang pernah menyayat hatimu. Sejujurnya, aku tak pernah mau menyakiti.
Ku melakukannya demi kebaikan kamu, aku dan orang lain. Jadi ku mohon jangan
pernah menyalahkan aku lagi, aku pun tak inginkan semua ini. Namun apalah
dayaku, ego yang menjalar dalam hati ini tak bisa melebur. Jadi hentikan semua
kata yang kau tuduhkan untukku itu.
Aku ikhlas memaafkanmu….
Kini aku hanyalah raga tak memiliki arti lagi. Aku
terus melangkahi setapak jalan tak tak ku ketahui entah kapan kan berakhir.
Tapi aku berterima kasih padamu. Engkau pertemukan aku dengan sesosok jiwa yang
aku cari. Jiwa yang selalu aku rindukan, mungkin…
Aku bahagia dengan dia yang kau pilihkan untukku..
Terima kasih kau mau berbaik hati padaku walau aku
tak pernah tahu engkau memaafkanku atau tidak…
Ada atau tiadanya maafmu, aku bahagia pernah
mengenalmu…….
0 komentar:
Posting Komentar